KABARMASA.COM, JAKARTA- hari ini berdiri di persimpangan sejarah: antara kemajuan dan kerentanan, antara kebinekaan dan potensi disintegrasi sosial. Di tengah kompleksitas kehidupan metropolitan, keamanan dan harmoni sosial bukan lagi semata urusan aparat, tetapi menjadi agenda moral bersama seluruh elemen bangsa.
Dalam konteks itulah, Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Jakarta Pusat–Utara menyatakan dukungan penuh terhadap Program “Jaga Jakarta” yang diinisiasi oleh Kapolda Metro Jaya. Program ini menjadi ruang sinergi antara kepolisian, ormas, dan masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan ketenteraman Ibu Kota.
“Program Jaga Jakarta adalah wujud dari pendekatan keamanan yang lebih humanis dan kolaboratif. Ini bukan sekadar strategi kepolisian, tetapi juga panggilan kebangsaan — bagaimana kita menjaga kota ini sebagai simbol kehidupan yang damai dan beradab,”
ujar Azzuhri Rauf, Pj. Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Pusat–Utara, (16/10/2025).
Empat Pilar “Jaga Jakarta” dalam Pandangan HMI
1. Jaga Warga
Menurut Azzuhri, “Menjaga warga berarti menjaga nalar kemanusiaan. Mahasiswa harus hadir sebagai penjernih ruang publik, penolak ujaran kebencian, dan penghubung antarwarga di tengah derasnya arus disinformasi.”
HMI berkomitmen memperkuat solidaritas sosial dan gerakan literasi publik agar masyarakat Jakarta tidak mudah terbelah oleh isu sektarian dan politik identitas.
2. Jaga Lingkungan
“Jakarta tidak hanya butuh keamanan, tapi juga kelestarian,” tegas Azzuhri. HMI melihat krisis lingkungan sebagai ancaman nyata bagi masa depan kota. Karena itu, HMI Cabang Jakarta Pusat–Utara akan mendorong sinergi kampus, masyarakat, dan pemerintah dalam gerakan hijau dan edukasi ekologis di perkotaan.
3. Jaga Aturan
Penegakan hukum yang berkeadilan adalah fondasi kepercayaan publik. HMI mendukung langkah Polda Metro Jaya dalam memperkuat profesionalitas dan transparansi aparat. “Menegakkan aturan tanpa kehilangan sisi kemanusiaan adalah bentuk tertinggi dari keadilan,” kata Azzuhri.
4. Jaga Amanah
Amanah adalah inti dari kepercayaan. “Kepemimpinan tanpa integritas hanya menghasilkan kekuasaan tanpa arah. Karena itu, menjaga amanah berarti menjaga moralitas publik agar negara tidak kehilangan legitimasi etiknya,” lanjut Azzuhri Rauf.
HMI: Sinergi Moral, Akademik, dan Sosial
HMI Cabang Jakarta Pusat–Utara memandang bahwa Program “Jaga Jakarta” adalah momentum strategis untuk memperkuat sinergi antara aparat keamanan dan komunitas intelektual kampus. Keamanan tidak cukup ditegakkan oleh senjata dan regulasi; ia juga harus hidup dalam kesadaran warga kota.
“Mahasiswa memiliki tanggung jawab intelektual untuk menjaga Jakarta melalui gagasan, dialog, dan aksi sosial yang konstruktif. Kolaborasi antara kepolisian dan masyarakat sipil adalah bentuk kematangan demokrasi kita,” tutur Azzuhri Rauf.
Bagi HMI, menjaga Jakarta berarti menjaga ruang publik dari polarisasi, menjaga keberagaman dari disintegrasi, dan menjaga hukum dari penyimpangan.
Dengan penuh kesadaran intelektual dan tanggung jawab moral, Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Jakarta Pusat–Utara menyatakan dukungan penuh terhadap Program “Jaga Jakarta” Kapolda Metro Jaya. HMI siap menjadi mitra strategis dalam memperkuat keamanan, menumbuhkan harmoni sosial, dan membangun budaya amanah di tengah kehidupan ibu kota.
“Kami tidak hanya ingin menjadi saksi Jakarta yang aman, tetapi juga menjadi pelaku yang menjaganya. Karena menjaga Jakarta berarti menjaga nurani bangsa di jantung peradaban Indonesia,” pungkas, Azzuhri Rauf, Pj. Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Pusat–Utara.
No comments:
Post a Comment