KABARMASA.COM, JAKARTA, Pertanian yang merupakan salah satu sektor vital dalam menghadapi perkembangan populasi manusia di Indonesia utamanya penyedia pangan serta lapangan pekerjaan memiliki masalah serius antara lain irigasi, benih, pupuk, alat mesin pertanian serta penyuluh lapangan (Sumber Daya Petani).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2013 terdapat 26.135.469 rumah tangga petani yang terdata dan mengalami penurunan dari tahun 2003 sebanyak 5 juta rumah tangga petani.
Dapat diindikasikan bahwasannya pertanian hari ini sudah tidak menguntungkan lagi bagi petani. Selain sektor pertanian tidak menjanjikan dari segi pendapatan, secara status sosial masih dipandang rendah.
Target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045 nampaknya akan menjadi mimpi belaka jika permasalahan regenerasi petani terus dibiarkan. Bisa jadi, justru di tahun itu Indonesia bahkan mengalami keterpurukan berupa krisis pangan.
Rendahnya minat generasi muda pada usaha pertanian selaras dengan fakta bahwa porsi petani muda di Indonesia sangat rendah. Hasil sensus pertanian 2013 menunjukkan porsi rumah tangga usaha pertanian untuk kelompok petani muda (kurang dari 35 tahun) hanya 12,87%, jauh lebih rendah dibanding usia menengah (35- 54 tahun) 54,37% dan petani usia lanjut (lebih dari 54 tahun) 32,76%.
Dibandingkan dengan porsi rumah tangga usaha pertanian kelompok umur di atas 54 tahun yang segera memasuki masa istirahat atau pensiun, ternyata tidak dapat tergantikan oleh porsi kelompok umur kurang dari 35 tahun (32,76% berbanding 12,87%). Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa penduduk yang bekerja di sektor pertanian mengalami penurunan akibat tidak mulusnya regenerasi petani.
Ironi nya kampus yang diharapkan Kampus diharapkan mampu menjadi lokomotif perubahan paradigma bahwa pertanian merupakan sector yang menjanjikan jika dikelola dengan benar dan memperhatikan kaidah agrobisnis yang tepat. Sayang nya tidak mampuh membenahi masalah soal krisis dari regenerasi petani muda dan juga Kampus juga diharapkan mampu memberikan inovasi terbarukan dengan dikembangkannya riset – riset berkualitas untuk menghasilkan teknologi pertanian modern serta berkelanjutan yang dapat meningkatkan produktivitas serta nilai tambah sector agraris.
Noer Fitrah Ramadhan Selaku ketua Umum Generasi muda Indonesia Emas berpendapat bahwa harus ada
nya sinergitas antara pemerintah,lembaga
akademi,stakeholder dan masyarakat terutama kaum muda untuk mau mengoptimalkan
regenerasi petani muda dengan bentuk pengembangan yg tepat,karena pertanian
adalah sektor paling penting di Indonesia.
“Jika Indonesia Punya Mimpi untuk
menjadi lumbung pangan dunia 2045 ,dan tidak bergantung lagi kepada negara
lain,regenerasi petani muda itu harus di lakukan sekarang,karena untuk mencapai
sana banyak hal yg harus disiapkan,terutama SDM nya” Ujar nya
“dan untuk menyiapkan SDM yah tidak hanya mencari orang yg mau tapi banyak aspek,seperti edukasi soal pertanian,perkmebangan-perkembangan di sector pertanian serta inovasi modern di dunia pertanian dan masih banyak lagi” tambahnya.
Para petani muda untuk mulai menginisiasi dan memperkuat komunitas baik komunitas nyata maupun virtual sebagai wahana berbagi pengetahuan, keterampilan, informasi dan motivasi. Program pemerintah dalam membangun pertanian modern dan korporasi petani patut didukung dan ditingkatkan dengan sasaran yang lebih luas dan merata. Semua pihak dituntut bekerja sama merealisasikan regenerasi petani untuk mewujudkan ketersediaan pelaku pertanian masa depan yang berkelanjutan.