KABARMASA.COM, JAKARTA - Dalam 1 minggu ini Gelombang aksi unjuk rasa yang digelar di depan Gedung DPR RI pada 25, 28 dan 29 Agustus 2025 nantinya yg akan juga di gelar menyisakan catatan serius bagi kehidupan demokrasi Indonesia. Aksi pelajar STM,mahasiswa dan buruh yang sejatinya berangkat dari aspirasi murni masyarakat, ternyata tidak sepenuhnya berjalan damai. Sejumlah kelompok yang diduga telah merencanakan kerusuhan terindikasi menyusup dan berupaya memperkeruh suasana.
Pada 25 Agustus 2025, ribuan pelajar dan mahasiswa turun ke jalan menuntut bubarkan DPR serta percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset. Awalnya aksi berlangsung tertib, namun suasana berubah ricuh setelah sekelompok penyusup memprovokasi massa dengan melempar batu, membakar kendaraan, dan merusak fasilitas umum.
Aparat yang berjaga segera mengambil langkah tegas untuk membubarkan kericuhan. Sejumlah oknum berhasil diamankan dan diduga kuat sebagai provokator yang sengaja menunggangi aksi pelajar dan mahasiswa tersebut.
Tiga hari berselang, ribuan buruh ,pelajar dan mahasiswa dari berbagai elemen mahasiswa dan serikat pekerja kembali memenuhi jalanan ibu kota dengan tujuh tuntutan utama, di antaranya bubarkan DPR,penghapusan sistem outsourcing, penolakan upah murah, serta reformasi kebijakan ketenagakerjaan.
Meski pada awalnya berjalan damai, aksi ini juga dilaporkan kembali ditunggangi kelompok yang sama. menyebut, kelompok tersebut telah menyiapkan skenario menciptakan kekacauan setelah aksi pelajar,mahasiswa dan buruh usai.
Kesigapan aparat keamanan, khususnya kepolisian dan Brimob, berhasil mendeteksi upaya penyusupan tersebut. Namun, saat dilakukan pembubaran terhadap oknum provokator, situasi massa menjadi tidak terkendali.
Dalam kondisi berdesakan, seorang pengendara ojek online (ojol) yang melintas di sekitar lokasi aksi tertabrak di karenakan massa aksi yg anarkis membuat kepanikan terhadap mobil polisi tersebut dan akhir tertabrak akhir terlindas di karenakan Setuasi yg mencekam saat itu. Kepolisian menegaskan bahwa insiden tersebut murni kecelakaan di tengah situasi kacau, dan korban langsung mendapatkan penanganan medis sayang almarhum meninggal dunia karena lukanya
Menanggapi perkembangan situasi, poros muda INDONESIA melalui pernyataan resminya mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mudah terprovokasi oleh agen2 asing yg coba ingin menghancurkan NKRI kita ini dengan oknum rakyat indonesia yg serakah akan kekuasaannya .
Frans freddy,SH selaku Ketum poros muda INDONESIA mengajak seluruh elemen masyarakat agar tetap tenang, tidak terhasut provokasi, serta tidak mau diadu domba dengan aparat keamanan. Ingatlah, aparat kepolisian termasuk Brimob adalah garda terdepan yang menjaga stabilitas bangsa. Jangan sampai citra mereka tercoreng akibat ulah oknum provokator yang tidak bertanggung jawab,” tegas pernyataan resmi poros muda INDONESIA
Poros muda INDONESIA menekankan bahwa pelajar STM,mahasiswa dan buruh memiliki hak konstitusional dalam menyampaikan pendapat, namun gerakan mereka akan kehilangan makna jika dimanfaatkan oleh mafia2,cartel2 yg saat ini terganggu dengan sistem bersih2 saat ini pihak-pihak tertentu demi kepentingan tersembunyi.
Insiden ini menjadi pengingat penting bahwa ruang demokrasi sering kali dijadikan celah bagi mafia2 dan provokator. Untuk itu, masyarakat dihimbau untuk:
Tetap fokus pada substansi aspirasi, bukan pada provokasi.
Menjaga kondusivitas bersama aparat keamanan karena mereka juga dr rakyat .
Menolak ajakan kelompok yang mencoba menunggangi aksi dengan agenda tersembunyi.
Rangkaian aksi 25,28 dan 29 Agustus 2025 memperlihatkan betapa pentingnya kewaspadaan bersama agar kebebasan berpendapat tidak dicederai provokasi. Dengan kedewasaan politik masyarakat dan kesigapan aparat, insiden yang dapat mencoreng wajah demokrasi bangsa diharapkan dapat dicegah di masa depan.*tetap jaga persatuan bangsa untuk kepentingan rakyat serta saya mengingatkan agar para penguasa DPR juga jgn tampilkan sikap arogan dgn tantang rakyat untuk turun ke jalan dgn kondisi ekonomi saat ini yg perlunya lebih banyak menjaga persatuan
No comments:
Post a Comment