KABARMASA.COM, JAKARTA – Dalam lanskap industri halal global yang terus berkembang, perguruan tinggi memiliki posisi strategis sebagai penggerak inovasi dan penguatan ekosistem. Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti yang bekerja sama dengan Asosiasi Halal Logistik Indonesia (AHLI), dengan pendanaan Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. Melalui program Smart Halal Logistics menghadirkan terobosan komprehensif yang mempercepat sertifikasi dan membangun ekosistem logistik halal yang kredibel dan berkelanjutan di Indonesia. Program ini lahir dari kebutuhan mendesak. Data Kementerian Agama menunjukkan bahwa 82,5% dari 3.500 perusahaan logistik di Indonesia belum memiliki sertifikat halal, meskipun regulasi Jaminan Produk Halal (JPH) telah mewajibkan sertifikasi pada seluruh rantai pasok, termasuk distribusi dan pergudangan. Tantangan terbesar datang dari lamanya proses sertifikasi (6–12 bulan) dan biaya implementasi yang cukup tinggi, khususnya bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
“Smart Halal Logistics kami rancang sebagai jembatan antara regulasi, inovasi digital, dan pemberdayaan sumber daya manusia. Tujuannya adalah memastikan industri logistik halal nasional mampu bersaing di pasar global,” ungkap Dr. Sita Aniisah Sholihah, Ketua Tim PKM, (23/09/2025).
Pendekatan Terintegrasi: Regulasi, Teknologi, dan Pemberdayaan
Program Smart Halal Logistics mengedepankan tiga pilar utama:
1. Regulasi dan Kepatuhan
Tim PKM menyusun Buku Saku Peraturan dan Prosedur Sertifikasi Logistik Halal, yang memuat panduan lengkap mengenai prinsip syariah dalam logistik, mekanisme sertifikasi, dan penerapan Halal Critical Control Points (HCCP). Buku ini memudahkan pelaku usaha dalam merancang prosedur penyimpanan, transportasi, dan distribusi sesuai standar halal.
2. Transformasi Digital
Peserta pelatihan diperkenalkan pada pemanfaatan SIHALAL (BPJPH) dan CEROL (LPPOM MUI), teknologi blockchain, QR code, dan digital halal dashboard. Teknologi tersebut membantu memastikan ketertelusuran produk halal secara real-time, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi rantai pasok.
3. Pendampingan dan Peningkatan SDM.
Mengacu pada dokumen PKM, kegiatan dilakukan melalui tahapan sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, dan pendampingan intensif. Peserta memperoleh modul cetak, video edukasi di kanal Translog Trisakti, serta panduan digital. Pendekatan ini mempercepat waktu pengurusan sertifikasi yang semula 6–12 bulan menjadi hanya 3–4 bulan.
“Melalui Logistik Halal 360, kami tidak hanya mempercepat sertifikasi, tetapi juga membangun ekosistem logistik halal yang berkelanjutan,” ungkap Wynd Rizaldy, anggota tim sekaligus konsultan logistik halal.
Arah Masa Depan: Indonesia Menuju Pusat Logistik Halal Dunia
Ke depan, tim PKM ITL Trisakti berencana memperluas implementasi program ke luar Jawa, mengembangkan riset lanjutan tentang integrasi teknologi digital dalam rantai pasok halal, dan meningkatkan keterlibatan mahasiswa untuk memperkuat transfer pengetahuan.
“Smart Halal Logistics adalah wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mempercepat transformasi industri halal Indonesia sekaligus mempersiapkan negara ini menjadi pusat logistik halal global,” pungkas Dr. Librita Arifiani, pakar digitalisasi rantai pasok.
Diseminasi dan Kontribusi Akademik : Program ini tidak hanya berdampak pada industri, tetapi juga pada dunia pendidikan dan penelitian. Tim PKM menghasilkan buku panduan, modul pelatihan, artikel ilmiah untuk jurnal pengabdian terakreditasi, serta video edukasi yang dapat diakses masyarakat luas. Keberhasilan ini mendukung Sustainable Development Goals (SDG 9 & 12) dan mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya IKU 3 (pengabdian masyarakat) dan IKU 5 (pemanfaatan hasil kerja dosen).
Tantangan dan Strategi Keberlanjutan : Tantangan utama mencakup biaya integrasi teknologi dengan sistem perusahaan dan keterbatasan kapasitas UMKM dalam mengadopsi halal traceability. Tim PKM merespons dengan model pendampingan adaptif yang memungkinkan setiap mitra mengadopsi inovasi sesuai kemampuan. Evaluasi dan pemantauan berkelanjutan juga menjadi bagian penting agar sertifikasi tidak berhenti pada formalitas, melainkan menjadi standar operasional yang melekat.
Kesimpulan
Smart Halal Logistics menjadi bukti bahwa inovasi berbasis riset dan teknologi, yang dikombinasikan dengan pengabdian masyarakat, dapat menghasilkan terobosan strategis bagi industri halal. Dengan keberlanjutan yang dirancang secara sistematis, program ini memperkokoh posisi Indonesia sebagai pionir logistik halal dunia.
No comments:
Post a Comment